Kamis, 20 Maret 2014

Nilai Humaniora topeng malangan

Malang - Oke , jujur aja ya .. postingan yang satu ini susah banget -_-" .. Jadi sorry ya kalo gaje ..
Tari topeng malangan kian hari kian nyaris punah saja. Sebagai pecinta tari yang amat peduli akan tarian ini yang menjadi salah satu  aset kekayaan etnik budaya tradisional Indonesia yang ada di Malang, saya merasa miris karena kini semakin terkikis oleh kesenian modern.
Padahal,  sesungguhnya tarian ini  amat khas dan unik. Karena gerakan tarian ini merupakan perpaduan antara budaya Jawa Tengah , Jawa Barat dan Jawa Timur, khususnya Blambangan dan Osing. Sejarah kemunculan awalnya,  konon tari topeng ini diciptakan oleh Airlangga dari Kerajaan Kediri. Ia kemudian menyebarkan seni tari ini ke wilayah Malang tepatnya di wilayah Kerajaan Singhasari. Akar gerakan ini diperkaya pula oleh unsur gerak dan musik yang dinamis dari Etnik Jawa, Madura dan Bali. Tarian ini kerap dipakai sebagai tarian pembuka, atau di Malang sering dikenal sebagai tarian beskalan. Tarian ini diperkirakan muncul sekitar awal abad 20 an. Dan meraih puncak kejayaannya pada tahun 70-an. Kesenian ini pada waktu itu mampu membuat tenar nama Malang, dan Tarian Topeng Malangan ini dulunya dipakai sebagai ritual dan adat , namun juga sering ditampilkan untuk para tamu dalam bentuk drama tari. Kisah Ramayana, Mahabarata dan Panji. Kemenarikan tarian ini terlihat dari unsur gerakan, keluwesan penari dalam membawakan tariannya dan juga penggunaan kostumnya. Sedangkan cerita dari tarian ini  menceritakan Panji Asmarabangun,    dengan tokoh Dewi Sekartaji , Dewi Kilisuci, Bapang dan Panji Asmarabangun itu sendiri. Tari ini juga perlambang dari sifat manusia, karenanya dalam tarian ini digambarkan dalam banyak model topeng yang berbeda - beda seperti gembira, menangis, tertawa sedih dll.
Tari Topeng Malangan yang terkenal bernama Tari Bapang amat menarik ditandai penari yang memakai topeng berhidung yang panjang, mata yang lebar dan gerakan yang jenaka, memiliki ekspresi seni yang tinggi, nilai estetika dan filosofi hidup. Sedangkan komunitas tari topeng malangan yang masih eksis hingga kini dapat dijumpai di Padepokan Topeng Glagahdowo Di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, serta Padepokan Asmorobangun dan Padepokan Galuh Chandra Kirana di Kecamatan Pakisaji Malang Selatan. Sedangkan sang maestro tari topeng malangan yang terkenal  bernama Mbah Karimun almarhum selain melestarikan tarian ini di padepokannya di desa Karangpandan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, namun juga menciptakan berbagai macam bentuk topeng, yang dipahat dari tangannya sendiri semasa beliau masih hidup. Beliau adalah pahlawan kesenian karena ikut melestarikan budaya Indonesia agar tak lekang oleh gerusan jaman. Ketekunannya dilandasi oleh semangat pengabdian dan kesetiaan pada tradisi topeng yang diwarisi dari para leluhurnya. Namun sebaliknya, anak muda pada masa sekarang kurang bisa menghargai kesenian daerah, dan kurang berminat untuk mempelajari dan mengembangkan tarian ini. Semoga harapan ke depannya tari topeng malangan bisa mengembalikan kejayaannya di masa lampau. Khususnya semakin meningkatnya generasi muda yang mau berekspresi serta mempelajari tarian ini. Untuk selalu setia pada warisan tradisi dari nenek moyang agar tak lekang oleh kemajuan jaman. Marilah kita cintai tari topeng malangan dan lestarikan kebudayaan Indonesia !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar