Malang - Oke , jujur aja ya .. postingan yang satu ini susah banget -_-" .. Jadi sorry ya kalo gaje ..
Tari topeng malangan kian hari kian nyaris punah saja.
Sebagai pecinta tari yang amat peduli akan tarian ini yang menjadi salah
satu aset kekayaan etnik budaya tradisional Indonesia yang ada di
Malang, saya merasa miris karena kini semakin terkikis oleh kesenian
modern.
Padahal, sesungguhnya tarian ini amat khas dan unik. Karena
gerakan tarian ini merupakan perpaduan antara budaya Jawa Tengah , Jawa
Barat dan Jawa Timur, khususnya Blambangan dan Osing. Sejarah
kemunculan awalnya, konon tari topeng ini diciptakan oleh Airlangga
dari Kerajaan Kediri. Ia kemudian menyebarkan seni tari ini ke wilayah
Malang tepatnya di wilayah Kerajaan Singhasari. Akar gerakan ini
diperkaya pula oleh unsur gerak dan musik yang dinamis dari Etnik Jawa,
Madura dan Bali. Tarian ini kerap dipakai sebagai tarian pembuka, atau
di Malang sering dikenal sebagai tarian beskalan. Tarian ini
diperkirakan muncul sekitar awal abad 20 an. Dan meraih puncak
kejayaannya pada tahun 70-an. Kesenian ini pada waktu itu mampu membuat
tenar nama Malang, dan Tarian Topeng Malangan ini dulunya dipakai
sebagai ritual dan adat , namun juga sering ditampilkan untuk para tamu
dalam bentuk drama tari. Kisah Ramayana, Mahabarata dan Panji.
Kemenarikan tarian ini terlihat dari unsur gerakan, keluwesan penari
dalam membawakan tariannya dan juga penggunaan kostumnya. Sedangkan
cerita dari tarian ini menceritakan Panji Asmarabangun, dengan
tokoh Dewi Sekartaji , Dewi Kilisuci, Bapang dan Panji Asmarabangun itu
sendiri. Tari ini juga perlambang dari sifat manusia, karenanya dalam
tarian ini digambarkan dalam banyak model topeng yang berbeda - beda
seperti gembira, menangis, tertawa sedih dll.
Tari Topeng Malangan yang terkenal bernama Tari Bapang amat
menarik ditandai penari yang memakai topeng berhidung yang panjang,
mata yang lebar dan gerakan yang jenaka, memiliki ekspresi seni yang
tinggi, nilai estetika dan filosofi hidup. Sedangkan komunitas tari
topeng malangan yang masih eksis hingga kini dapat dijumpai di
Padepokan Topeng Glagahdowo Di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, serta
Padepokan Asmorobangun dan Padepokan Galuh Chandra Kirana di Kecamatan
Pakisaji Malang Selatan. Sedangkan sang maestro tari topeng malangan
yang terkenal bernama Mbah Karimun almarhum selain melestarikan tarian
ini di padepokannya di desa Karangpandan Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang, namun juga menciptakan berbagai macam bentuk topeng, yang
dipahat dari tangannya sendiri semasa beliau masih hidup. Beliau adalah
pahlawan kesenian karena ikut melestarikan budaya Indonesia agar tak
lekang oleh gerusan jaman. Ketekunannya dilandasi oleh semangat
pengabdian dan kesetiaan pada tradisi topeng yang diwarisi dari para
leluhurnya. Namun sebaliknya, anak muda pada masa sekarang kurang bisa
menghargai kesenian daerah, dan kurang berminat untuk mempelajari dan mengembangkan tarian
ini. Semoga harapan ke depannya tari topeng malangan bisa mengembalikan
kejayaannya di masa lampau. Khususnya semakin meningkatnya generasi
muda yang mau berekspresi serta mempelajari tarian ini. Untuk selalu
setia pada warisan tradisi dari nenek moyang agar tak lekang oleh
kemajuan jaman. Marilah kita cintai tari topeng malangan dan lestarikan
kebudayaan Indonesia !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar